Selasa, 28 April 2020

BUDIDAYA TANAMAN JAMBU MONYET (jambu mete)

JAMBU MONYET (JAMBU MEDE)
Family ANACARDIACEAE

Deskripsi

Kandungan Buah geluk jambu mede mentah berisi biji dan kulit biji yang tipis sekali, kedua bagian ini berturut-turut sebanyak 20-30% dan 23% dari berat biji kator; 70-75% sisanya adalah cangkangnya. Berat buah geluk mentah 4-8 g, tetapi kadang-kadang mencapai 15 g. Bijinya berisi 21% protein dan 35-45% minyak. Minyaknya rnengandung 60-74% asam oleat dan 20-28% asam linoleat. CNSL-nya berisi 90% asarn anakardat (anacardic acid) dan 10% -kardol (cardyl). Beberapa penduduk alergi terhadap kardol ini; CNSL-nya hendaknya tidak mengotori inti biji pada saat pemrosesan! Sari buah-semu jambu mede banyak mengandung riboflavin (vitamin B2), asam askorbat (vit. C), dan kalsium. Pohon jambu mede selalu hijau, tingginya mencapai ukuran 12 m, memiliki tajuk yang berbentuk kubah melebar. Perdaunannya mernbentuk kanopi pinggiran yang tipis, dipenuhi oleh perbungaan yang mencuat keluar. Akar tunggangnya lebih dari 3 m dalamnya, dan tetap langgeng; akar lateralnya memencar sampai di batas proyeksi tajuknya, dengan akar-akar penyerap hara menancap sedalam 6 m. Batangnya bercabang-cabang dengan batang bebas cabang setinggi 0,5-1,5 m. Daundaunnya berselang-seling, bundar telur sungsang sampai bundar telur sungsang-jorong, ukurannya mencapai 20 cm x 15 cm, menjangat, jika masih muda berwarna merah kecoklatan, kemudian men)adi hijau tua berkilap, tak berbulu, dengan tulang utama dan tulang daun yang menanjol; tangkai daunnya 1-2 cm panjangnya, membengkak di pangkalnya, memipih di permukaan atasnya. Perbungaannya mengendur di ujung, menggantung, berbentuk malai berbunga banyak, panjang perbungaan itu mencapai 25 cm, berisi bunga jantan yang harum dan bunga-bunga herrnafrodit; daun kelopaknya 5 helai, berbentuk lanset sampai bundar telur-jorong, (4-15) mm x (1-2) mm, berbulu balig (pubescent); daun mahkotanya 5 helai juga, berbentuk lanset memanjang, (7-13) mm x (1-1,5) mm; melipat keluar, waktu bunga mekar berwarna keputih-putihan, kemudian berubah menjadi merah-agak merah jambu; benang sarinya 10 helai; bunga jantannya memiliki 7-9 helai benang sari yang panjangnya 4 mm dan 1-3 helai yang panjangnya 6-10 mm; bungabunganya yang hermafrodit biasanya memiliki 9 benang sari pendek dan 1 benang sari panjang; benang sari yang panjang menghasilkan serbuk sari yang fertil; tangkai putiknya sederhana, panjangnya 12 mm, tertancap pada daun mahkota dan tingginya sarna dengan benang sari. Buahnya adalah buah geluk yang berbentuk ginjal, kira-kira 3 cm x 1,2 cm, rnemiliki perikarp yang coklat kelabu, rnengandung resin yang dapat mengeras; tangkai buah geluk ini saaigat mernbesar dan membengkak, membentuk bualY semu yang menyerupai buah, bentuknya seperti buah avokad, ukurannya (10-20) cm x (4-8) cm, berkilap, merah sampai kuning, lembut dan berair. Bijinya berbentuk ginjal, berkulit biji berwarna coklat kernerah-rnerahan, memiliki dua keping biji yang besar tetapi embrionya kecii. Inti bijinya, yang tertinggal setelah kulit biji dikupas, itulah yang disebut biji jambu mede dalam perdagangan.

Manfaat

Jambu mede dibudidayakan untuk dimanfaatkan buah geluknya (nuts). Secara botani buah geluk itulah buahnya, sedangkan buahnya yang berdaging itu adalah tangkai buah yang membengkak dan berdaging. Inti bijinya dapat diekstrak dengan cara mengupas buah geluk yang dipanaskan. Di sentra produksinya jambu mede ini berfungsi sebagai makanan. Di mana-mana jambu mede merupakan makanan yang lezat. Buah geluknya berisi minyak yang berkualitas tinggi; bungkil yang tertinggal setelah proses ekstraksi digunakan sebagai pakan. Di Brazil, Mozambik, dan Indonesia, jambu mede juga penting; bijinya dimakan segar atau dicampur dalam rujak buah, serta semacam minuman dibuat dari sari buahnya. Anggur jambu mede (sari buah yang agak terfermentasi) dinikmati pada masa panen dan dapat didestilasi untuk dijadikan minuman berkandungan alkohol tinggi. Hasil sampingannya berupa kulit biji dan cangkangnya. Kulit bijinya digunakan sebagai pakan unggas. Suatu macam minyak yang disebut cairan cangkang buah jambu mede (CNSL = cashew nut shell liquid) berasal dari sel-sel yang besar-besar pada perikarpnya; minyak ini dapat dipakai dalam industri dan digunakan sebagai bahan pengawet, misalnya untuk mengawetkan peralatan kayu dan jala penangkap ikan. Ampas cangkangnya seringkali digunakan sebagai bahan bakar di pabrik ekstraksi CNSL. Kayu jambu mede digunakan untuk kayu bakar atau untuk kayu perkakas berkualitas rendah. Kulit batangnya mengandung tanin. Pohon yang dilukai akan mengeluarkan semacam gom yang dapat digunakan untuk perekat (untuk kayu kusen, kayu lapis, penjilidan buku), mungkin kurang-lebih disebabkan oleh adanya sifat insektisida. Daun dan pucuk muda dimakan mentah atau direbus. Semua bagian pohonnya juga dapat dimanfaatkan dalam ramuan obat tradisional, terutama untuk menyembuhkan sakit kulit, sebagai pembersih mulut dan sebagai pencahar (purgatives).

Syarat Tumbuh

Jambu mede rnemerlukan suhu tinggi. Faktor yang lebih penting adalah distribusi curah hujan, sedangkan jumlahnya kurang penting. Jambu rnede akan berbuah dengan baik jika tidak terlalu banyak hujan pada saat pembungaan, dan jika buah menjadi dewasa pada musirn kering; musim kering itulah yang menjamin kualitas buah secara baik. Pohon jambu mede akarr dapat beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang kering sekali selama sistem perakarannya yang luas itu dapat mencapai air tanah. Di daerah yang lebih kering (curah hujannya 800-1000 mm) diperlukan adanya tanah yang dalam dan mudah dikeringkan tanpa adanya lapisan yang sulit ditembus air. Suatu data kebutuhan air yang sederhana dengan bantuan angka penguapan panci (pan evaporation figure) dapat memperlihatkan kedalaman tanah yang diperlukan.

Pedoman Budidaya

Perbanyakan dan penanaman Buah geluk jambu mede yang matang penuh dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan. Buah geluk yang kandungan airnya rendah akan tetap memiliki daya tumbuh selama satu tahun. Benih diambil dari pohon yang terbaik. Sebaliknya, benih yang diambil dari pohon yang penyerbukannya terbuka tidak cocok untuk heperluan ini. Perbanyakan klon dapat dilakukan, tetapi pandangan sebaiknya diarahkan ke pencangkokan, termasuk pencangkokan dahan. Ada beberapa keberhasilan dengan penempelan mata tunas (sekitar 3076) dan dengan pengentenan pucuk. Stek dapat berakar, tetapi hasilnya tidak dapat memenuhi perbanyakan skala lapangan. Baru-baru ini keberhasiian pertama dengan perbanyakan melalui kultur jaringan telah dicapai di Gembloux, Belgia. Perkecambahan dan pertumbuhan awal memerlukan tanah yang gembur. Pada tanah berat atau tanah padat lubang tanam harus digali sedalam 50 cm, dan kemudian diisi kembali dengan campuran pupuk kandang atau kompos. Tiga butir benih dibenamkan sedalam 5 cm; salah satu semai yang terbaik dipilih untuk dipertahankan. Bahan tanaman dalam bentuk klon hendaknya lebih hati-hati menanamnya, karena pemulihannya lambat sekali. Pohon jambu mede umumnya ditanam dengan jarak 12-15 m (44-69 pohon per hektare). Percobaan percobaan jarak tanam menunjukkan bahwa pada umur 10 tahun produktivitas petak-petak dengan jumlah pohon 44, 69, 111, 135, dan 278 batang per hektare dapat berproduksi sekitar 450 kg/ha. Ukuran pohon yang lebih besar akan mengimbangi jumlah pohon yang lebih sedikit. Luas permukaan kanopilah yang paling penting dl kebun buah-buahan dalam menentukan produktivitas, karena kanopi itulah yang akan membentuk bunga dan buah. Barisan pohon yang ditanam 2-3 m dalam barisan dan 12-15 m antar barisan hampir melipatgandakan luas permukaan kanopi per hektare, menghasilkan peningkatan produksi yang sebanding selama 10 tahun pertama. Lebar optimum dalam barisan bergantung kepada keadaan iklim dan bahan perbanyakannya.

Pemeliharaan

Penyiangan dan pembersihan dengan hati-hati pada lahan sejauh 1 m dl sekitar pohon jambu mede dan menebas gulma-gulma di luar itu sangat diperlukan, agar pohon terbebas dari naungan segala macam gulma. Pemupukan dapat meningkatkan pertumbuhan semai dan mempercepat tumbuhnya bunga pada pohon muda. Dengan produksi sekitar 420 kg buah geluk mentah per hektare, akan terserap hara sebanyak 13 kg nitrogen, 4 kg P2O5 dan 3 kg K2O. Angka produksi yang rendah ini menunjukkan bahwa mungkin tidak diperlukan pemupukan jika dipanen hanya buah geluknya. Jika diharapkan hasil panen lebih tinggi, keadaan hara akan menjadi pembatas. Dari umur 6 tahun ke atas, cabang-cabang bagian bawah hendaknya dipangkas agar memudahkan lewatnya traktor penarik alat, dan sebagainya. Pemotongan cabang-cabang demikian itu akan menaikkan batas bawah kanopi setinggi 2 m, tetapi akan menurunkan hasil sebanyak 10%. . Daur ekonomi kebun buah jambu mede adalah 25 tahun. Peremajaan akan memakan biaya besar dan menjurus ke turunnya penghasilan untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 5 tahun. Alternatif lain ialah menanam jambu mede dalam barisan menyemak (hedge row). Usaha ini akan menaikkan luas permukaan kanopi per hektarenya. Produktivitas tinggi yang diperoleh dapat dipertahankan dengan cara menyisipkan barisan selingan sejarak 50-75 cm jika barisan menyemak itu telah lowong sejauh 1 m. Pohon yang dipenggal akan meneruskan ber, produksi pada tahun kedua. Barisan pohon, dapat pula dicabut dan diganti dengan tanaman unggul terseleksi. Barisan penanaman baru dapat berproduksi setelah 5 tahun. Akan tetapi, selama selang waktu itu barisan menyemak yang masih ada dapat tumbuh sepenuhnya dan mencapai produksi puncak. Jika rumpang antar-barisan menyemak itu menjadi kurang dari 1 m, barisan pohon yang tidak terkontrol harus dipangkas, agar memberikan ruang bagi barisan peremajaan atau penanaman kembali. Sistem ini memungkinkan panen sinambung dengan hasil produksi yang lebih tinggi, dan lambat-laun akan mempertinggi tingkat hasil produksi itu. Di Australia, pemeliharaan barisan menyemak dengan menggunakan alat pangkas yang berada di atas traktor sedang diuji-coba.

Hama dan Penyakit

Dalam cuaca panas dan lembap, antraknosa (Colletotrichum gloeorporioider) akan menyerang pucuk muda dan bunga yang akan menjadi kering dan rontok. Infeksi pada buah akan menyebabkan nekrosis dan buah akan rontok juga. Penyakit ini seringkali berasosiasi dengan serangga dan/atau jamur. Pemberantasannya ialah dengan cara memotong dan membakar bagian yang terserang; penggunaan fungisida pada umumnya tidak ekonomis. Seleksi tanaman yang resisten barangkali merupakan tindakan yang lebih balk. Embun tepung (powdery mildew) sering timbul di lahan pertanaman jambu mede. Bagian tanaman yang terserang akan tertutup oleh jamur yang tumbuh berwarna putih. Daun dapat berkerut-merut, mengering, dan rontok, Demikian pula halnya, dengan rontoknya bunga. Jamur ini memerlukan lingkungan yang lembap dan pohon-pohon yang ditanam rapat-rapat dapat lebih hebat terserangnya daripada pohon-pohon yang ditanam jarang-jarang. Sulfur dapat memberantas penyakit ini, tetapi fungisida yang murah itu pun masih mahal juga jadinya. Kerusakan yang disebabkan oleh kumbang Helopeltic sangat serius di areal produksi jambu mede di Afrika dan India. Serangga ini menyedot cairan daun, tetapi yang paling dirusak adalah perbungaan dan buah muda, yaitu perbungaan akan mengering dan buah muda akan rontok. Pemberantasan dengan menggunakan insektisida kontak dapat dilakukan, tetapi biayanya terlalu mahal. Banyak jamur lain (penyebab lodoh dan layu) telah tercatat. Hama-hama lain pun dapat merusak pertanaman setempat, misalnya hama-hama penggerek kayu, pemotong-gelang batang atau hama pengisap, seperti halnya ‘thrips’. Walaupun begitu, penyakit dan hama yang demikian itu secara ekonomis jarang merugikan.

Panen dan Pasca Panen

Panen tanaman ini musiman dan berlangsung selama 2-3 bulan, karena mekarnya bunga per perbungaan dan per pohon terhambat, serta pohon jambu mede ini tak dapat berbunga serentak. Kualitas terbaik dapat dicapai jika buah geluk segar yang baru jatuh dikeringkan dan langsung disimpan. Buah geluknya harus dikumpulkan sekurang-kurangnya seminggu sekali. Lahan di bawah pohon hendaknya terbebas dari gulma dan selalu dibersihkan agar memudahkan pengumpulan buah yang jatuh. Setelah buah semunya dibuang, buah geluk dikeringkan di bawah sinar matahari agar kandungan airnya turun dari 25% menjadi 9%. Dengan pengeringan yang baik, biji jambu mede dapat mempertahankan kualitasnya, terutama rasanya. Biji seharusnya tidak boleh menyerap air lagi selama disimpan; keseimbangan kandungan airnya rata-rata 9% pada suhu 27°C, dengan kelembapan nisbi 70%. Buah semu matang yang akan dimanfaatkan dalam keadaan segar harus dipetik setiap hari.