Rabu, 29 April 2020

Interaksi Antarnegara-negara ASEAN

Pengertian, Faktor Pendorong & Penghambat kerjasama—Organisasi internasional di bentuk untuk mengatasi & meminimalisasi masalah yang dapat ditimbulkan dari interaksi antarnegara dalam berbagai bidang. Misalnya, Association of South East Asian Nation (ASEAN) yang merupakan salah satu organisasi internasional yang bersifat kawasan atau region.

Kerja sama adalah menjalin hubungan antara dua negara/lebih demi mencapai suatu kesepakatan. Terdapat faktor pendorong & penghambat dalam kerja sama sebagai berikut;
Organisasi internasional di bentuk untuk mengatasi  Interaksi Antarnegara-negara ASEAN
By. .
a. Faktor Pendorong
  • Kesamaan & perbedaan sumber daya alam. Misalnya, beberapa negara penghasil minyak bumi membentuk suatu kerja sama yang diberi nama OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries). Perbedaan sumber daya pangan di setiap negara ASEAN juga melahirkan kerja sama. Indonesia mengekspor hasil pertanian ke Singapura. Indonesia juga mengimpor beras dari Myanmar & Thailand guna memenuhi kebutuhannya.
  • Kesamaan & perbedaan wilayah (kondisi geografis). Mengadakan kerja sama untuk menjaga stabilitas & keamanan negara. Misal; negara-negara yang terletak di wilayah Asia Tenggara membentuk kerja sama melalui organisasi ASEAN.
b. Faktor Penghambat
  • Perbedaan Ideologi. Faktanya, saat ini hampir tidak ada negara ASEAN yang menutup diri dari kerja sama antarnegara ASEAN.
  • Konflik & peperangan.
  • Kebijakan protektif. Misalnya, tidak menerima impor hasil pertanian karena dapat mempengaruhi kondisi pendapatan hasil pertanian di dalam negerinya.
  • Perbedaan kepentingan tiap-tiap negara.
Bentuk-Bentuk Kerja Sama (Sosial, Politik, Budaya, Pendidikan, & Perkembangannya)
Interaksi & kerja sama antarnegara-negara ASEAN semakin berkembang seiring dengan munculnya berbagai kebutuhan setiap negara anggota. Kebutuhan sosial, politik, ekonomi, & bidang-bidang lainnya menuntut suatu negara untuk berperan aktif melakukan kerja sama antarnegara.

a. Bentuk Kerja Sama di Bidang Sosial & Budaya
Dilakukan agar tercipta kerukunan & kemajuan bersama. Setiap negara anggota ASEAN diminta berperan aktif & ikut serta dalam upaya kerja sama guna mendukung kesejahteraan negaranya sendiri. Kerja sama dalam bidang sosial & budaya dilaksanakan oleh COSD (Committee on Social Development).

Beberapa bentuk kerja sama di bidang sosial negara-negara anggota ASEAN antara lain sebagai berikut;
  • Bidang pembangunan sosial dengan menekankan kesejahteraan golongan berpendapatan rendah, perluasan kesempatan kerja, serta pembayaran (upah) yang wajar;
  • Membantu kepada kaum wanita & pemuda dalam usaha-usaha pembangunan;
  • Menanggulangi masalah masalah perkembangan penduduk dengan bekerja sama dengan badan badan internasional yang bersangkutan;
  • Pengembangan sumber daya manusia;
  • Peningkatan kesejahteraan;
  • Program peningkatan kesehatan (makanan & obat-obatan);
  • Pertukaran budaya & seni, juga festival film ASEAN;
  • Penandatanganan kesepakatan bersama di bidang pariwisata ASEAN (ASEAN Tourism Agreement (ATA)); serta
  • Penyelenggaraan pesta olahraga dua tahun sekali melalui SEA-Games.
b. Bidang Kerja Sama di Bidang Politik & Keamanan
Kerja sama politik ini ditujukan untuk menciptakan keamanan, stabilitas, & perdamaian antarnegara di ASEAN.

Beberapa contoh nyata kerja sama politik & keamanan adalah;
  • Traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana (Treaty on Mutual Assistance in Criminal Matters/MLAT).
  • Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme (ASEAN Convention on Counter Terrorism/ACCT).
  • Pertemuan para Menteri Pertahanan (Defence Ministers Meeting/ADMM) yang bertujuan mempromosikan perdamaian & stabilitas kawasan melalui dialog serta kerja sama di bidang pertahanan & keamanan.
  • Penyelesaian sengketa Laut Cina Selatan.
  • Kerja sama pemberantasan kejahatan lintas negara yang mencakup pemberantasan terorisme, perdagangan obat terlarang, pencucian uang penyelundupan & perdagangan senjata ringan & manusia, bajak laut, kejahatan internet, & kejahatan ekonomi internasional.
  • Kerja sama di bidang hukum, bidang migrasi & kekonsuleran, serta kelembagaan antarparlemen.
c. Bentuk Kerja Sama di Bidang Pendidikan
Beberapa bentuk kerja sama negara-negara ASEAN dalam bidang pendidikan diantaranya sebagai berikut;
  • ASEAN Council of Teachers Convention (ACT) di Sanur, Denpasar, Sabtu (8/12/2012), dengan tema ASEAN Community 2015: Teacher Professionalism for Quality Education and Humanity. Pada pertemuan  ini hadir organisasi guru dari Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, serta Korea Selatan.
  • Penawaran beasiswa pendidikan. Contohnya, Singapura memberikan beasiswa latihan pengelolaan jasa pelabuhan udara, kesehatan & keselamatan kerja industri, komunikasi bahari, & lain-lain. Contoh lain: Indonesia memberikan beasiswa pendidikan kedokteran, bahasa, & seni kepada pelajar negaranegara anggota ASEAN & kawasan negara berkembang.
  • Negara-negara ASEAN memanfaatkan beasiswa untuk belajar di berbagai universitas di negara-negara ASEAN & Jepang atas biaya yang diberikan oleh ASEAN-Japan Scholarship Fund (Dana Beasiswa ASEAN-Jepang).
  • Olimpiade di bidang pendidikan sering diadakan pada taraf regional Asia Tenggara. Contoh: Pertamina menyelenggarakan Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2015.
Pengaruh Kerja Sama Bidang Ekonomi, Sosial, Politik, Budaya & Pendidikan terhadap Kehidupan di ASEAN

a. Pengaruh Perubahan Ruang & Interaksi Antarruang terhadap Keberlangsungan Kehidupan Ekonomi di Negara-Negara ASEAN
Para pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015. Kesepakatan ini dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat serta bisa menyaingi Tiongkok & India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk memperluas lapangan pekerjaan & meningkatkan kesejahteraan.

Pasar tunggal ini disebut dengan istilah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
MEA membuka peluang satu negara menjual barang & jasa dengan mudah ke negara-negara anggota ASEAN.

Selain itu, akan dibentuk pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, ahli keteknikan, guru, akuntan, dll. Bentuk interaksi ini akan membuka peluang tenaga kerja asing untuk mengisi berbagai jabatan serta profesi di Indonesia yang tertutup/kekurangan sumber daya manusianya.
MEA membuka pasar & lapangan kerja yang semakin bersaing sehingga berpengaruh terhadap penyiapan sumber daya manusia. Pendidikan yang berkualitas menjadi modal persaingan dalam menghasilkan lulusan yang mempunyai pengetahuan, sikap, & keterampilan yang terbuka berpikiran global. Kegiatan ekonomi berupa produksi, distribusi, & konsumsi semakin luas & bersaing bebas antarnegara ASEAN.

b. Pengaruh Perubahan Ruang & Interaksi Antar ruang terhadap Keberlangsungan Kehidupan Sosial di Negara-Negara ASEAN
Pada 2015, ribuan pengungsi warga Myanmar membanjiri negara-negara tetangga, yakni Malaysia, Thailand, & Indonesia dengan menggunakan perahu. Pengungsi ini kemudian dikenal sebagai manusia perahu.

ASEAN mengimbau negara-negara anggotanya agar menerima untuk sementara para manusia perahu itu atas pertimbangan kemanusiaan. Migrasi ini berpengaruh terhadap dinamika jumlah kependudukan suatu negara baik bagi yang mengungsi ataupun negara tujuan pengungsian. Selain itu, menimbulkan interaksi sosial, seperti simpati & empati antarpengungsi & penduduk setempat daerah pengungsian.

c. Pengaruh Perubahan Ruang & Interaksi Antarruang terhadap Keberlangsungan Kehidupan Budaya di Negara-Negara ASEAN
Kebudayaan adalah salah satu di antara tiga pilar utama ASEAN dalam proses mengarah ke tujuan membangun komunitas pada 2015. Konferensi ke-6 Menteri  Kebudayaan & Kesenian ASEAN di Kota Hue, Vietnam dengan tema “Meningkatkan peranan kebudayaan terhadap perkembangan yang berkesinambungan dari komunitas ASEAN” tanggal 19-20 April 2014, menegaskan tekad semua negara ASEAN tentang satu komunitas bersama, visi bersama, & jati diri bersama.

Beberapa aktivitas lain yang dilakukan sebagai dampak pengaruh perubahan komitmen kebudayaan ASEAN antara lain sebagai berikut;
  • Festival Budaya ASEAN (FBA) Festival Budaya ASEAN 2013 digelar di Kota Purwakarta, Jawa Barat, tanggal 29 Juni 2013. Kegiatan itu diikuti sembilan negara, yaitu Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Myanmar, Laos, Vietnam & tuan rumah Indonesia. Festival ini merupakan ajang memperkenalkan kebudayaan Kota & Kabupaten Purwakarta ke masyarakat ASEAN, juga merupakan ajang mempertautkan & memperkenalkan kebudayaan sesama negara ASEAN. Bagi Indonesia, kegiatan ini merupakan salah satu cara memperoleh devisa dari sektor pariwisata.
  • Perkemahan Budaya Serumpun ASEAN Perkemahan budaya serumpun adalah kegiatan perkemahan budaya negaranegara ASEAN yang diprakarsai tiga negara, yaitu Indonesia–Malaysia–Brunei Darussalam. Kegiatan ini bertujuan menanamkan & meningkatkan pemahaman penghayatan nilai-nilai budaya bangsa serumpun demi menciptakan ketahanan budaya
  • Industri Musik Musik merupakan salah satu hasil dari budaya. Saat ini, musik sudah menjadi salah satu cabang industri yang dapat dinikmati oleh siapa pun & di manapun. Di Asia Tenggara, jenis musiknya beragam. Di Indonesia, salah satu musik khasnya adalah musik dangdut. Perkembangan industri musik sangat maju. Konser, festival musik, & berbagai even lainnya menunjukkan hal itu.
d.  Pengaruh Perubahan Ruang & Interaksi Antarruang terhadap Keberlangsungan Kehidupan Politik di Negara-Negara ASEAN
Beberapa kasus yang menjadi sorotan antara lain;
  • Sengketa Perbatasan Wilayah Masalah perbatasan wilayah telah menjadi persoalan di beberapa negara ASEAN, seperti kasus Pulau Natuna, kasus Sipadan & Ligitan, kasus Kepulauan Spratly, & Kuil Preah Vihear, & Pulau Pedra Branca.
  • Pekerja Migran. Pesatnya laju globalisasi meningkatkan jumlah pekerja migran dari berbagai negara. Beberapa kasus pekerja migran yang menjadi perhatian negara-negara ASEAN antara lain kerja paksa tenaga asing dengan biaya murah & perdagangan pekerja rumah tangga migran. Beberapa negara ASEAN menawarkan untuk menyusun peraturan terkait sistem rekrutmen, penempatan kerja, & besaran upah yang diberikan. Penguatan kerangka kebijakan regional bagi perlindungan pekerja migran: Fokusnya adalah bantuan teknis kepada Kelompok Kerja ASEAN tentang Pekerja Migran, yang terdiri dari serikat pekerja, organisasi nonpemerintah, organisasi pekerja migran & akademisi, untuk melakukan advokasi, lobi, menyusun rancangan & menyelenggarakan konsultasi regional & nasional mengenai Deklarasi ASEAN & suatu Instrumen ASEAN yang bersifat mengikat bagi Perlindungan Tenaga Kerja Migran, sebagaimana ditetapkan dalam mandat Rencana Aksi Vientiane ASEAN. Penguatan Aliansi Regional bagi Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (Migran) (ADWA): Fokusnya adalah mendukung jejaring nasional pekerja migran & pekerja rumah tangga migran dalam membentuk Aliansi Pekerja Rumah Tangga Asia di tingkat regional (Asian Domestic Workers Alliance/ADWA) untuk mengadvokasi kesetaraan hak asasi manusia & perlindungan ketenagakerjaan bagi pekerja rumah tangga di Asia.
e. Pengaruh Perubahan Ruang & Interaksi Antarruang terhadap Keberlangsungan Kehidupan Pendidikan di Asia Tenggara Ketimpangan mutu pendidikan antarnegara anggota ASEAN menjadi salah satu kendala terbesar ASEAN. Dari 10 negara ASEAN, terdapat 7.446 perguruan tinggi dengan mutu pendidikan yang berbeda-beda. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri ASEAN dalam bidang pendidikan.

Secara khusus menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, pemerintah Indonesia berupaya memberikan kesempatan kepada lembaga pendidikan melakukan reformasi menyeluruh dalam sistem pendidikan. Misalnya, meningkatkan mutu pendidik baik bagi dosen atau guru melalui proses sertifikasi, akreditasi, standarisasi pendidikan, peningkatan gaji & kesejahteraan pendidik, serta rekrutmen pendidik yang profesional.

Upaya-upaya Meningkatkan Kerja Sama di Antara NegaraNegara ASEAN
Melalui Tiga Pilar ASEAN dalam rangka pembentukan Masyarakat ASEAN tahun 2015 terus ditingkatkan. Tiga pilar tersebut yaitu kerja sama dalam bidang politikkeamanan, ekonomi, & sosial budaya. Peningkatkan kerja sama tersebut memerlukan dorongan antara lain kekompakan,  konsistensi, keterbukaan, rasa “ke-kekita-an” (we feeling), saling menghormati & kesetiakawanan sosial (a caring and sharing community), serta dinamis dalam menjalani kerja sama.
Kerja sama yang dibangun harus berfokus pada masyarakat (people-centered approach) dalam berbagai sektor (multisektor).

Pertemuan ke-1 ASEAN Ministerial Meeting on Women di Vientiane, Laos, 1619 Oktober 2012 telah mengadopsi Vientiane Declaration on Enhancing Gender Perspective and ASEAN Women’s Partnership for Environmental Sustainability.

Deklarasi tersebut merupakan komitmen ASEAN untuk meningkatkan;
  • Pengetahuan & keterampilan perempuan dalam bidang lingkungan,
  • Akses, kepemilikan, & kontrol terhadap sumber daya,
  • Pembuatan kebijakan, strategi, & program mengenai lingkungan berkelanjutan untuk perempuan terutama yang berasal dari kelompok rentan.
Telah direvisi